Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa media sosial merupakan bagian dari kehidupan kita. Mulai dari pagi hari kita sudah berkutat dengan media sosial, hingga malam tiba di tempat tidur pun masih saja membuka media sosial.
Sepertinya menjadi rutinitas setiap hari yang tidak bisa ditinggalkan. Berbagai macam alat pendukung yang memudahkan untuk berselancar di dunia si maya. Dapat dibayangkan kalau salah satu dari alat tersebut mengalami hal sesuatu atau tertinggal dirumah pasti merasa ada yang kurang atau bahkan merasa ada yang hilang.
Bagaikan langit runtuh di siang bolong, saat mengetahu kalau alat (gadget) tersebut tertinggal dirumah atau bahkan mengalami kerusakan. Serasa tak bernyawa, badan lemes tak bertenaga. Karena alat tersebut dapat menghubungi ke segala macam media sosial yang dimiliki.
Mari kembali ke judul yang tertera diatas. Apa hubungannya si media sosial dengan popularitas atau bahkan bencana? Kedua permasalahan tersebut sangat erat hubungannya satu sama lain. Dapat dibayangkan dibalik sebuah popularitas ada sebuah bencana yang mengintai.
Ah, yang bener nih? Yup, benar sekali walau ada segi positifnya namun, ada pula segi negatifnya. Dari sekian banyak pastinya akan berujung kepada sebuah penyesalan yang mendalam. Bukannya saya melarang untuk menjadi popular tapi ada baiknya dipkir lagi deh.
Akankah media sosial membawamu menuju popularitas atau menuju bencana? Pertanyaan ini yang selalu menggantung dikepala orang-orang yang ingin menjadi terkenal. Tujuan dari itu semua apa lagi kalau bukan soal uang...uang dan uang.
BAHAYA DI BALIK POPULARITAS DI MEDIA SOSIAL
Wow, saya terkejut saat melihat jumlah followernya yang telah menyampai jutaan orang. Dan saya lihat isi kontennya di media sosial sangat sederhana sekali. Yah, bisa dibilang tidak ada menariknya sama sekali.
Tidak ada yang pernah tahu bagaimana keadaan para seleb tersebut. Ternyata sebuah penelitian menyatakan bahwa sebenarnya diluarnya saja terlihat mereka (para seleb medsos) merasa baik-baik saja. Namun, sebenarnya didalam jiwa mereka rapuh.
Karena tekanan batin yang sangat besar untuk membuat konten-konten yang menarik sehingga membuat depresi atau bahkan prustasi. Hal ini bisa berujung dengan perbuatan tak diinginkan seperti halnya bunuh diri.
Terkadang apa bila mereka memiliki suatu permasalahan yang sangat berat. Namun, merasa bahwa mempunyai sedikit teman. Dan bahkan pengikut-pengikutnya (yang biasa dibilang follower) tidak bisa membantu apa-apa.
Hal ini tidak bisa di diamkan berlarut-larut takutnya keiinginan itu menjadi kenyataan. Dan ada baiknya sebagai orangtua untuk membimbing anak-anaknya yang mulai terkenal agar bisa memilah mana yang baik dan buruk di medsos.
Dan yang terpenting adalah keterbukaan satu sama lain sehingga tak ada satu pun yang merasa tersisihkan atau bahkan merasa terasingkan. Agar tidak teradi hal-hal yang tak diinginkan. Tanamkan kepada siapapun termasuk anak-anak kita agar bersosialisasi dilingkungan sekitar tidak selalu didunia maya.
Ternyata si dunia maya memang sangat membahayakan bagi siapa pun yang tidak bisa membedakan mana benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk. Karena itu bimbinglah mereka untuk menggunakan daring secara bijak.
Karena tekanan batin yang sangat besar untuk membuat konten-konten yang menarik sehingga membuat depresi atau bahkan prustasi. Hal ini bisa berujung dengan perbuatan tak diinginkan seperti halnya bunuh diri.
Terkadang apa bila mereka memiliki suatu permasalahan yang sangat berat. Namun, merasa bahwa mempunyai sedikit teman. Dan bahkan pengikut-pengikutnya (yang biasa dibilang follower) tidak bisa membantu apa-apa.
Hal ini tidak bisa di diamkan berlarut-larut takutnya keiinginan itu menjadi kenyataan. Dan ada baiknya sebagai orangtua untuk membimbing anak-anaknya yang mulai terkenal agar bisa memilah mana yang baik dan buruk di medsos.
Dan yang terpenting adalah keterbukaan satu sama lain sehingga tak ada satu pun yang merasa tersisihkan atau bahkan merasa terasingkan. Agar tidak teradi hal-hal yang tak diinginkan. Tanamkan kepada siapapun termasuk anak-anak kita agar bersosialisasi dilingkungan sekitar tidak selalu didunia maya.
Ternyata si dunia maya memang sangat membahayakan bagi siapa pun yang tidak bisa membedakan mana benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk. Karena itu bimbinglah mereka untuk menggunakan daring secara bijak.
Menurutku orang yang populer justru bisa terkena bahaya, misalnya di bully atau sejenisnya.
ReplyDeleteJadi enakan jadi orang biasa, mau ngelakuin apa aja juga ngga akan viral dan kena bully.,😄
Yup, seperti artis-artis yah
DeletePagi kooh... Sy akun ig aja dikunci kooh, tkut viral 😆,fb juga sekali,, " kalo mau update blog itupun dh jarang bgt, paling banter wa yg msh sering kepake, inget jaman dulu sblm ada hp, kemana "pergi ato rada telat dikit aman aja ga ds yg cari ato kepo, sekarang apa" update status biar viral, tapee deeh 😱.
ReplyDeleteIya nih mbak
DeleteIni Curhatan kah Koh...
ReplyDeleteOra bukan curhatan
DeleteCoba Koh kupas tentang plus minus sosmed dari fakta yg ada,di simpulkan,baru solusi dari perspektif Islam....atau sosmed di tinjau dari perspektif Islam apa hukumnya?
ReplyDeleteSiap laksanakan
DeleteAda plus minusnya sih
ReplyDeleteYup ada plus minusnya
DeleteKalau sudah populer di media sosial, punya banyak pengikut, harus pilah-pilih konten yang akan diupload. Konten bagus saja ada yang tak suka, apalagi yang menyinggung satu sama lain ��
ReplyDeleteIya min, apa lagi kalau kontennya mengandung kebecian
DeleteYes, harus memilah dan memilih dari tiap hal yang ingin disebar atau dibaca via sosmed.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMedia sosial itu macam-macam isinya
ReplyDeleteDari yang pencitraan sampai yang nyari popularitas
Tapi yang isinya baik juga banyak
Tinggal kita yang menentukan mau main di ranah yang mana
Kasihan juga sih kalau ngelihat para seleb yang dibully ini itu
Tapi ya gimana lagi, resiko jadi seleb
bijak bermedia sosial, saring sebelum sharing, mengedepankan etika...dan banyak hal lain perlu kita ingat saat aktif di sana. Maka, saya baru membolehkan anak punya akun medsos di usia SMP. Itupun saya berteman dengan akunnya dan selalu stalking apa yang diposting.
ReplyDeleteSaring sebelum sharing itu hal yang harus selalu diingat ketika bermain media sosial. Media sosial itu bisa jadi biak bisa juga jadi buruk, sebagaimana kita menggunakannya.
ReplyDeleteTergantung kita sih, tujuan bersosmed unt apa. Mau jd influencer, tpt curhat, iseng atau biasa biasa aja. Kl masih anak2 dan remaja memang main apapun labil. Ga main gadget aja jd bucin, bimbingan ortu emang penting (bagi yg punya ortu dan ga gaptek dan sempat mantau).
ReplyDeleteSemua ada baik buruknya even followernya dikit. Ada loh followernya dikit, bahkan bbrp, hanya buat kepoin seseorang atau jd netizen. Hehe
Mau tidak mau berangkat dari melihat idola, menumbuhkan semangat dan motivasi. Dampak ini berbeda-beda untuk tiap orang, bisa negatif atau positif. Memang perkembangan teknologi termasuk media sosial yang membuat manusia menjadi berlomba-lomba tampil eksis. Sepanjang tidak menyakiti diri mungkin wajar saja menurut saya, tapi setuju jangan sampai menjadi bencana.
ReplyDeleteHahaha aku bingung aja yang setiap hari bisa post di medsos terutama IG, terus kalau hp ketinggalan serasa dunia jadi runtuh wkwkw, aku pernah ketinggalan hp ke kantor nyantai aja cuma paniknya ga bisa pesen ojol wkwkwk, sebab kalau lagi banyak kerjaan malah ga inget hp, bos dan temenku pernah bilang coba hpnya dibawa terus taruh kantong gitu hahah,kalau lagi kerja mah hp aku taruh laci atau tas aja trs di silent. Pernah dibilang sama kalau IG kaya kuburan sepi ga ada igs atau apa gitu kalau seleb memang ga bole sepi posting sie paling ga igs gitu.biar ga mati suri katanya sie.
ReplyDeleteTapi koh, dari sosmed orang mengenal kita. Brandingkan yang positif aja. Seneng lho koh kalau dari sosmed kita dapat produk, ngereview dan dapat rezeki. Hahaha sereceh itu kehidupanku bersosmed
ReplyDeleteAda positip negatifnya ya memposting apapun di media sosial, sebaiknya kita saring sebelum sharing itu bisa membantu kita untuk tidak menambah sesuatu yg gak perlu di media sosial
ReplyDeleteMemang selalu ada sisi baik dan buruk dari menjadi populer di media sosial Koh, salah satunya memang bingung memikirkan konten apa yang akan dipublikasikan. Selain itu, sebanyak apapun penggemar, biasanya juga ada sebagian pembenci atau haters
ReplyDeleteSeharusnya media sosial digunakan untuk hal yang baik. Sudah jadi selebritis itu sebuah modal berharga yang bisa digunakannya untuk naik tingkat, menyebarkan kebaikan. Itulah enaknya selebritis. hehe
ReplyDeleteAda plus dan minus pastinya menjadi popular di sosial media. Saya yang belum populer saja merasakannya. Terkadang orang semakin kepo dengan kehidupan pribadi apalagi urusan percintaan pasti dikorek mendalam. Saya pernah cerita dengan selebgram yang sudah tenar dan memang ada tekanan batin juga saat tidak posting konten yang disukai followernya.
ReplyDeletenamanya sosial media artinya media buat kita bersosial, jadi ya kaya dalam bergaul atau bersosial sama orang pasti ada plus minusnya. emang susah klo orang terkenal mah eh, hehe. balik ke personal sih menurutku, ada yang terkenal tapi santuy kok karena mmg bukan tujuannya terkenal tapi efek ilmunya membuat ia terkenal eaa
ReplyDeleteFakta dibalik glamournya para selegram itu benarkah begitu? Ngeri juga y kalau sampai begitu, seperti ampibi ya
ReplyDeletekayaknya makin poluler makin banyak peluang untuk hal yang negatif datang, deh. kadang ada kan yang minta duit mengatas namakan orang yang populer? belum lagi kalau ada yang DM minta transferan, dll. yaa... ibarat pohon makin tinggi makin kenceng anginnya kan?
ReplyDeleteTapi memang tidak semua yg di dunia maya itu benar. Bisa jadi like dan followernya beli.
ReplyDeleteSaya ingat rasanya saat awal-awal punya media sosial (lebih utamanya Facebook). Rasanya memang seperti selebriti. Sedang nyuci jadi status. Makan apa jadi status. Tersandung jadi status. Sekarang tidak lagi. CUma di awal-awal saja.
ReplyDeletePernah juga merasakan status ditunggu banyak orang dan di-share. Tapi ada rasa kosong yang tak saya pahami. Kemudian saya agak membatasi tulisan,
Kalau para seleb itu, saya tidak tahu krn tidak mengikuti. Tapi bisa dipahami mereka dituntut sempurna sehingga sering kehilangan pegangan.
star syndrome, dialami oleh banyak (tidak semua, ya) orang. Biasanya mereka mendapatkannya tidak dalam grafik linier, tetapi eksponensial sehingga kaget.
ReplyDeleteSaya pingin si terkenal di medsos, biar bantu branding bisnis juga. Hehehe
ReplyDelete